Senin, 01 November 2010

AKU SUDAH MEMBUKTIKAN...BAGAIMANA DENGAN ANDA???

Sholat.

Satu kata yang biasa didengar kaum muslim.

“ Itu kan kewajiban kita..”

“ Pokonya ngerjain..”

“Tau juga buat apa.”

“ Kata mama wajib..”

“Aduh, aku lama ga sholat.. Jadi malu sholat lagi..”

Itu beberapa sindir pernyataan mereka ketika aku menanyakan sholat kepada mereka.. Itu hanya segelintir sampel acak yang ku ambil untuk menggambarkan betapa Islam belum secara kaafah dipahami oleh umat Islam saat ini. Pelajaran agama saat ini, hanya bertanya “Apa”, “kapan” dan “Bagaimana”, belum bisa mencapai target kurikulum menjelaskan “Mengapa”. Itu bukan hanya kelemahan pembelajaran Islam saat ini, tapi hampir semua system pembelajaran yang ada di Indonesia hanya mementingkan konsep “apa” dan “bagaimana”, tidak peduli dengan konsep “mengapa”. Sebagai contoh ada pelajaran IPA kelas 2 yang isinya:

Cara memelihara Bumi:

1. Tidak membuang sampah sembarangan

2. Tidak menebang pohon sembarangan

3. Tidak membakar sampah

4. Jangan memakai kantong plastic ketika belanja ke pasar.

Aku sudah membolak-balik buku ini, mencari alasan kenapa Bumi harus dijaga, mengintip LKS dan buku paket, tapi tetap tidak ada dijelaskan “Mengapa” bumi harus dijaga. Untungnya Ibuku merupakan seorang Ibu bijaksana, Beliau menjelaskan kepada adikku “mengapa” kita harus menjaga bumi, Beliau memberikan dampak-dampak yang akan terjadi jika kita tidak melakukan hal-hal di atas. Sungguh seseorang yang bijaksana, seharusnya pihak-pihak penelitian dan pengembangan pendidikan memikirkan bahwa dasar dan alasan kita melakukan sesuatu itu mutlak adanya..

Kembali kepada sholat, prinsip dasar dari sholat pun sangat penting digaris bawahi kepada anak-anak sejak usia dini. Kenapa kita harus sholat, apa tujannya dan apa akibatnya. Saat ini orientasi pendidikan Indonesia hanya menekankan pada Surga dan Neraka, sehingga sangat mudah bagi umat muslim Indonesia untuk meninggalkan sholat karena mereka tidak tahu dan tidak memahami apa essensi dasar dari sholat. Mengapa kita harus sholat dan hikmah apa dibalik sholat kita.

Sholat ya sholat.. Puasa ya puasa.. Itulah dasar dangkal yang diturunkan secara turun-temurun tanpa ada yang mau mengubah sejarah ini. Padahal kita sebagai generasi muda, agent of change, punya 3 pilihan hidup: Jadi bagian sejarah, tertindas sejarah, atau mengubah sejarah? Bila sejarah itu tidak baik, maka kita harus memilih yang ketiga.

DR. Aidh Al Qarni mengatakan dari bukunya La Tahzan bahwa shalat berfungsi untuk membersihkan,menguatkan, melapangkan, menyegarkan, dan memberikan kenikmatan kepada hati. Pada waktu shalat,terdapat hubungan langsung antara hati dan Ruh , di satu sisi, dan Allah di sisi yang lain. Ada kedekatan langsung kepada-Nya. Ada kenikmatan dalam berdzikir kepada-Nya. Ada rasa bangga untuk bermunajat kepada-Nya. Ada maksimalisasi penggunaan anggota badan. Ada waktu sejenak untuk melepaskan diri dari hubungan antara sesama manusia. Ada keterikatan kekuatan hati dan tubuhnya kepada Rabb. Dan,ada waktu untuk melepaskan diri dari musuh musuhnya, sehingga shalat menjadi obat yang paling manjur dan makanan yang hanya bisa dikonsumsi oleh hati yang suci. Sebaliknya, hati yang sakit, tak ubahnya badan, hanya bisa menerima hal-hal materi yang bisa disantap saja.

Shalat adalah jalan terbesar untuk memperoleh kemaslahatan dunia dan akhirat, mencegah dari tindakan dosa, menghalangi tumbuhnya penyakit hati, mengusir penyakit, dan sekaligus mencegah kerusakan dunia dan akhirat. Shalat mencegah manusia untuk melakukan perbuatan dosa dan menjadi obat bagi penyakit-penyakit hati. Dia akan mengusir penyakit dari badan, menjadi penerang bagi hati, membuat wajah ceria tampak lebih bersinar, membuat anggota tubuh dan ruh segar serta penuh vitalitas. Shalat akan banyak mendatangkan rezeki, mencegah kezaliman, menolong orang-orang yang dizalimi, mencegah gempuran syahwat, mampu menjaga nikmat, mengusir bencana, dan mendapatkan rezeki. Shalat akan mendatangkan rahmat,dan menyibakkan mendung kesuntukan.

Hikmah inilah yang seharusnya penting ditanamkan pada anak-anak sejak usia dini. Bahwa esensi mereka sedang berbicara pada sang pencipta, Yang Maha Kuasa, bahwa sholat adalah kesempatan luar biasa dimana 5x dalam sehari kita diizinkan untuk berbicara 4 mata kepada “Big Boss” kita,tanpa ada orang lain lagi yang tahu. Hebat bukan? Jarang ada Bos yang memberikan kesempatan ‘curhat’ sebanyak itu kepada bawahannya..

Aku punya sebuah cerita tentang kehebatan sholat. Hal yang tak berhenti-henti membuatku berdecak kagum terhadap indahnya sholat sepanjang perjalanan pulangku. Satu hal yang membuatku berpikir jauh ke depan dan belakang tentang hukum-hukum Islam yang memang luar biasa.

Siang itu, baru saja selesai kuliah dan ujian praktikum histology menanti di depan mata. Jam 12.15, tepat adzan berbunyi, aku melangkah menuruni tangga, melangkah pulang. Mendengar adzan, hati ini terpanggil untuk menunaikannya, tapi yang namanya syetan, takpernah berhenti menggoda manusia..

“Sudah, nanti saja. Baru adzan, pulang 10 menit sampai, sholat di rumah deh..Enak tuh..” bujuk setan. Paling tidak niat buruk itulah yang ada sepintas di hatiku. Tapi tidak kawan, life is short, life is choice, siapa yang akan tahu bahwa kematian mau menunggu 10 menit? Tidak, jangan pernah yakin dengan waktu yg masih belum pasti di tangan kita, seakan-akan ada kesempatan kedua dan seakan-akan kita tahu kapan kematian kita.

Gedung histology, adalah gedung yang memiliki mushola terprestise, mampu membuat umat muslim tahan berlama-lama bermunajat pada Sang Illah. Ber-AC itulah tingkat keprestisannya. Ke sanalah aku menuju, melangkah sendirian karena yang lain sudah pada pulang. Dan ternyata, mushola yang terprestise ini memiliki tempat berwudhu yang terjorok. Tidak ada air yang mengalir dari kerannya dan benar-benar bau pesing. Ya Allah, bukan begini cara sholat yang baik.

Sayangnya..Sayangnya.. Aku terlalu kecewa dan terlena, sehingga syetan gampang meniupkan buhul-buhulnya ke hatiku.

“ Nah lo, ntar aja sholatnya dirumah..”

Ya, jalan itulah yang pertama kali ku ambil ketika melihat keadaan gedung histo. Ayyo pulang. Ternyata panas panas di siang bolong membuat para mahasiswa betah di kampus. Parkiran mobil masih penuh, dan sialnya mobilku sepertinya terjepit. Di sebelah kanan dan kiri mobil indah nan mahal sudah menjepit mobilku yang biru dan tua. Dan 4 meter ke belakang, mobil Honda jazz biru muda sudah menunggu juga. Mereka persis seperti blockade Israel pada Gaza. Ku coba mundur dengan segala keterbatasan putaran stir yang tidak power staring. Hasilnya nol, jarak 4 meter itu masih terlalu sempit untuk cukup dengan mobilku. Coba maju arah obliquus dexter, mundur arah caudal sinister, hasilnya masih nol. Kalau aku teruskan, bisa dipastikan Honda jazz biru itu akan lecet besar.

Menyerah dengan keadaan yang ada, beristighfar 3x, aku akhirnya memutuskan menelpon ibunda tercinta, curhat.

“ Assalamu’alaikum.”

“ Wa’aalaikumusalam warahmatullah wabarakaatuh.Ma?”, jawabku.

“ Kenapa? Kok tumben nelpon?” ,tanya mama

“ Mama di kantor ga?”, tanyaku balik

“ Ga, mama di rumah.”

“ Yaaaah, mobil vina kejepit ma.. Ga bisa keluar, ga cukup buat mundur, padahal udah pulangan.”, terangku.

“ Ya udah ikut temen aja pulangnya. Ada ga yang bisa nganterin?”, tanya mama.

“ Yah mama, masa nanti balik ke kampus lagi. Siapa yang anter?”, tanyaku.

Ya udah, coba kamu cari yang punya mobil, minta dia mundur bentar.”, saran mama lagi.

“ Ga ah, malu. Lagian di kampus kan banyak orang, dia ada di prodi mana vina ga tau.”, jawabku

“ Ya udah, kamu tunggu aja sampai mobilnya keluar sendiri. Belajar kek, ke perpus.”, saran mama.

“ Haduuuuuh, ya udah deh. Assalamu’alaikum.”, jawabku.

“Wa’alaikumusalam.”

Klek.

Ku tutup telponnya. Buntu, dengan segala opsi yang ada. Mobilnya panas lagi. Tiba-tiba aku teringat belum sholat. Memang ternyata benar, menunda sholat itu tidak baik. Satu-satunya opsi ada tempat wudhu yang airnya nyala adalah gedung fisiologi. Tapi permasalahannya tempat itu ramai, risih kalau berwudhu, bukan tempat strategis untuk para kerudunger. Tapi mau gimana lagi, daripada uring-uringan di mobil.

Tebakanku tepat, ada sekitar 3 laki-laki yang juga lagi ngantri wudhu, terpaksa bersabar. Tapi akhirnya, kalau ada kemauan pasti Allah SWT member jalan. Jalan wudhuku dimudahkan, dan sholatku ditenangkan. Selesai sholat, aku melangkahkan kaki ke mobil, berencana mengambil buku diktat histology dan pergi ke tempat sepi untuk belajar. Dan ternyata, eng ing eng, mobil jazz biru yang membuatku tak bisa keluar kini telah tiada. Pergi dari kampus ini, baru 15 menit yang lalu aku kebingungan mencari cara pulang dan memutuskan untuk taqarub. 15 menit kemudian masalah ini hilang seakan-akan ditelan bumi. Masih takjub dan linglung, aku memasuki mobil. Merasakan energy positif dari hikmah sholat ini.

Aku sudah membuktikan, bagaimana dengan anda?