Rabu, 16 Maret 2011

HIDUP PERDAGANGAN

Kemarin, saat masih asyik menulis cerpen yang membuatku terkantuk-kantuk (sumpah, susah sekali rasanya membuat cerpen kalau bukan dengan laptop pribadi), aku menyadari bahwa ada hal yang aneh diantara aku dan adikku.
Selama kuliah, karena tuntutan biaya yang amat tinggi, aku berjualan. Tidak muluk-muluk perlu modal besar. Cukup uang tabunganku, aku berjualan apa yang bisa dijual. Langkah awal, aku berjualan pulsa karena pulsa merupakan kebutuhan mutlak orang-orang saat ini. Walaupun keuntungannya tidak lebih dari 7%, tapi aku bahagia. Diumurku yang sekarang, ditengah kesibukanku, aku masih bisa menghasilkan uang.
Namun, aku tidak cukup puas dengan penghasilan yang amat sedikit itu per bulan. Maka kuputuskan berjualan SOPHIE MARTIN, lagi-lagi dengan modal tabungan pribadi. Walaupun keuntungannya cukup besar, tapi berjualan sophie martin ini harus punya banyak kesabaran. Sistem penjualan yang aku tawarkan pada teman-teman adalah sistem cicil. Jadi, aku perlu bersabar selama 1 bulan agar uangku kembali. Hehe.
Ternyata, hari ini kusadari, aku tidak sendirian! Padahal hal ini sudah berlangsung lama, tapi aku baru saja menyadarinya. Adikku juga berjualan!!! Mulai dari keripik kentang sampai buku-buku bergambar yang mungil. Pa’deku adalah seorang wiraswastawan keripik kentang. Produksi keripik kentangnya bisa mencapai 60 kg kentang per hari. Keripik kentang pa’deku memiliki rasa yang bahkan lebih enak daripada chitato tapi dengan harga yang jauh lebih murah daripada pringles. Jadilah adikku juga berjualan keripik kentang. Setiap pulang dari banjarmasin, mama selalu membawakan keripik-keripik kentang. Adikku akan membawa 10 bungkus setiap harinya untuk dijual ke teman-temannya. Per satu bungkus, dia akan mendapatkan keuntungan sebesar 10%.
Tidak cukup dengan keuntungan sebesar itu, adikku juga berjualan buku-buku kecil bergambar. Prinsipnya sama, setiap pulang dari banjarmasin, mama selalu membawakan alat-alat tulis lucu untuk dijual. Adikku akan membawa beberapa contoh dan akan kebanjiran order. Hahaha.
Akhirnya aku menyadari, mama mengajarkan banyak hal tentang ekonomi pada kami. Bagaimana kami menghargai tiap sen yang kami punya, bagaimana kami mandiri dengan uang yang kami punya, dan bagaimana kami mampu menabung dan memutarkan tabungan itu. Uang dikeluargaku menjadi momok tersendiri karena papa tidak lagi bekerja. Kondisinya kan tidak memungkinkan. Namun mama, dengan keterbatasan yang beliau punya, tetap kekeuh membiayai pendidikan kami. Aku tidak sekaya yang kalian lihat. Semua yang kalian lihat mewah dari diriku adalah warisan. Aku juga tidak semiskin yang kalian bayangkan. Cukuplah, semua rizki Allah untuk kami hidup sehari-hari.

Minggu, 13 Maret 2011

KALAU AKHWAT JATUH CINTA...

Apa sih bedanya akhwat ama cewek???

Jelaaaasssss....

Cewek tu identik dengan remaja-remaja berjenis kelamin perempuan dengan dandanan tanpa penutup kepala dan geteng-geteng hape blackberry..(hho). Nah lo, klo akhwat? Wah, ga sembarang kerudunger yang bisa masuk kategori akhwat? Cuma para jilbaber yang bajunya longgar-longgar dengan jilbab menutupi dada yang masuk kategori akhwat. Subhanallah...

Dari kategori fisik aja, akhwat n cewek itu udah jauh beda..Apalagi untuk kategori yang satu ini..Yaitu

JATUH CINTA.

Jatuh cinta itu sunatullah... Memang sudah kodrat Illahi.Tak ada yang mampu menolak datangnya cinta (cieeeee). Tapi pengelolaan cinta antara cewek dan akhwat itu yang berbeda jauuhh..Jauuuuhhh..

Mana ada akhwat yang mau pacaran?? Klo ada seorang cewek dengan baju longgarnya ditambah kerudung panjangnya punya pacar. Berani taruhan pakai kartu uno!! Dia bukan akhwat sejati..Akhwat sejati, jangankan pacaran, tepegang ma ikhwan aja bacaan istighfarnya panjaaaaaang banget. Sampe-sampe cowok yang ga sengaja megang tadi jadi bengong-bloon-melongo- and insomnia mendadak..Hahaha.

Beda halnya sama seorang cewek.Kalau udah jatuh cinta, semua yang dilakukan si doi jadi benar.Walaupun ikut KII and ga dibolehin pacaran ama murabbinya, tetap bakalan ada istilah PACARAN ISLAMI dihatinya..Hedeh! Cewek yang udah jatuh cinta ma teman seangkatannya, bakalan rajin kuliah, cantik dalam tiap kesempatan, dan harum dalam tiap praktikum. Kalau cewek yang udah jatuh cinta sama kakak tingkat bakalan ngikutin semuaaaaa organisasi yang diikutin si doi..Ngerti ga ngerti ma tu organisasi, tancep terrruuusss. Bagi para cewek, ketemu tiap rapat, berbicara saat konsul, udah jadi kerinduan dalam tiap kesempatan.

Kalau akhwat yang jatuh cinta?

Bedeh, boro-boro tebar pesona, para akhwat akan sibuk menutupi perasaanya agar hanya Allah SWT yang tahu. Kalau akhwat udah jatuh cinta ma teman satu angkatannya, dia bakal jadi mualaaaaas dandan. Rasa-rasanya dandan itu bakal nambah-nambahin dosanya aja. Udah tiap hari ngeliatin, tiap hari ngobrol, ehhh tiap hari tampil cantik depan si doi??Mate aja kaleeee.. Nah, kalau si akhwat ini jatuh cinta sama kakak tingkatnya, dia bakal

KAGAK MAU ALIAS MALES BANGET

Satu organisasi sama si doi. Apalagi berada satu ruangan atau satu forum?Idih, amit-amit...Si akhwat bakal lari terbirit-birit..Apa alasannya? Para akhwat takut, kalau mereka berada dalam satu forum dengan si ikhwan, dia ga bisa menjaga pandangannya. Yaaaah, karena jatuh cinta itu sunatullah, kadang-kadang si akhwat juga lupa untuk gadhul basharnya..Kadang-kadang mata para akhwat iseng untuk merhatiin si ikhwan ini lagi pakai baju apa, pakai jam tangan di sebelah mana, sepatunya warna apa, sampai cara si ikhwan bilang huruf S gimana. Nah, menghindari kekhilafan ini, para akhwat bakal

Ngabuuuuuuuuuuurrrrrr kalo harus satu forum ama si ikhwan idaman. Tapi teteeeeeeeeeeeeeppp, doanya para akhwat ni kenceng banget dalam tahajudnya..

“ Ya Allah jadikanlah dia jodohku..Jadikanlah dia jodohku....Jadikanlah dia jodohku..”

Saking kencengnya, mungkin malaikat di kiri kanan si akhwat bakal tutup kuping akibat sakit telinga.hehe..

Nah, ikhwah fillah.. Jadilah akhwat ketika kita jatuh cinta. Memang, jatuh cinta itu sunatullah... Tapi, pacaran kan bukan sunatullah?! Ngapain pacaran?! Kelola cinta dengan benar..Lebih indah pacaran setelah menikah..Lebih indah lagi, menikah muda..-vinnajma-

DI BALIK LELAPNYA NENEK.

“ Laptop kah yang hilang?!” teriak papa.

Hatiku, yang sudah jatuh ke malleolus jadi keluar, kabur ke India sana. Aku mengangguk, sambil tetap terus celingukan ke tiap sisi rumah..Rasanya sudah ditaruh di kursi penumpang, tapi kenyataannya benar-benar ga ada..Saat menulis lagi kisah ini, hatiku rasanya kebas. Menangis tak bisa, tertawa apa lagi...Aku hanya bisa mengurut-ngurut dada ini kalau ingat bahwa aku sudah menghilangkan uang senilai Rp 3.800.000,00. Besar ya..Mama yang baru saja bangun, langsung terbelalak tak percaya. Aku mencoba menenangkan diri. Aku mengerti, situasi panikku tak akan memperbaiki keadaan. Panik justru akan menambah runyam masalah.Kutarik napas panjang dan kuputuskan untuk sholat.

Rasanya masih tak lepas dari ingatanku, mozaik-mozaik kejadian 27 Februari yang lalu. Aku memegang, dan dalam beberapa saat Allah berkehendak, aku jadi miskin. Betapa mudah Allah SWT memberikan jalan lain untukku. Segala upaya sudah aku coba. Aku membuat selebaran seadanya, menempelnya di kampus dan di beberapa toko komputer. Aku melapor ke pihak-pihak yang berwenang dan tiada henti terus berdoa..

“ Ya Allah, apabila laptop itu masih menjadi rezeki hamba, maka dekatkanlah.. Tapi, apabila bukan lagi menjadi rezeki hamba, maka hamba ikhlaskan...Berikanlah hamba-Mu ini kekuatan untuk menghadapi cobaan ini.”

Seorang yang bercita-cita penulis sepertiku, rasanya tak lengkap hari-harinya kalau tidak memegang laptop. Namun apa daya, keadaanku yang masih sehat wal’afiat ini masih sangat layak untuk disyukuri. Sibuk berkutat dengan ujian ditambah ketidakadaan laptop tak membuat otakku buntu untuk menulis. Bahkan sekarang, inspirasi datang silih berganti, mengantri untuk dituang dalam buaian kata sastra. Aku mengandalkan laptop mama untuk hobi yang tak bisa lagi dibendung ini. Walaupun diiringi dengan teriakan-teriakan waspada dan hati-hati, tanganku tetap lancar mengetuk keyboard laptop toshiba ini.

Meminta laptop baru??

Ah mimpi...

Tak ada opsi untuk membeli laptop baru saat ini. Walaupun tabungan ada, itu semua dipegang oleh mama. Pengeluaran uang tabungan harus melewati birokrasi yang cukup alot, bisa-bisa jadi adu argumen dengan mama. Aku pun tak bisa mengharapkan mama untuk dengan senang hati membelikan laptop baru. Baru aja menghilangkan uang 3 juta, mau minta 3 juta lagi..Ckckckck. Opsi ketiga: minta belikan papa. Waaaaaaaaaahhh, yang ini boro-boro...Papa itu bisa dikatakan orang paling pelit serumahan. Cukup 1 mobil yang pernah beliau sumbangkan. SPP? Hape? Laptop? Sangu? Boro-boro pernah ngasih. Jadilah tempatku disini, di kalangan pelajar tak berlaptop. Untuk bisa membeli laptop baru, mama menyuruhku mengajar les lagi, mencari penghasilan. Sebuah kenyataan pahit untuk bisa tetap mengajar di sela waktu yang sesempit ini. Boro-boro untuk ngajarin orang, aku saja masih harus banyak belajar dari teman-teman.

Tapi suatu pagi nampaknya akan mengubah nasib tersebut.

Nenekku, seorang mantan pedagang sukses seperti Siti Khadijah. Buku, uang saku, mobil, laptop, hape, semua barangku ada sumbangsih beliau di dalamnya. Aku bisa memegang barang-barang sebagus sekarang adalah hasil sumbangsih warisan beliau. Beliau tak pernah absen menyumbang lebih dari atau sama dengan 50%. Hilangnya laptopku, menjadi momok juga bagi beliau. Aku kira beliau adalah orang yang paling marah akan hal ini. Beliau selalu menanyakan : ‘Sudah ketemu apa belum’ atau ‘Dapatlah lah tong?’. Bila aku menggeleng, beliau akan melanjutkan tidurnya seakan tak terjadi apa-apa.

Subuh itu, sebelum aku berangkat ujian menu gizi kira-kira sekitar jam 4 pagi, beliau masuk ke kamarku, duduk di sebelahku dan berkata,

“ Sudah 2 minggu tong lah, kadada dapat jua lagi laptop kita tuh. Mun urang handak membulikakan, sudah dari semalam-semalam. Nini lihat, dasar bujur sudah hilang to’ barang nang itu tuh.”

Nenekku menarik napasnya. Aku melirik slide dr.Edyson “Hormon Pankreas”.

“ Jadi tong lah, pina ngalih mun mahasiswa tuh kada belaptop. Nini melihat haja kayapa papa ikam lawan bude ikam tuh dulu sakulah, banyak banar keperluannya. Zaman dahulu tuh, papa ikam tuh bemesin tik, tak tuk tak tuk saban malam. Jadi nini menyumbang neh, 2 juta, sagan kam manukar laptop. Tapi, kam jangan bepadah wan mama kalau kita bepandir nang kayak ini. Kam bediam haja, jangan meminta-minta laptop hanyar. Kena mun mama ada duit nambahin duit nini tuh, bisa aja mama meajaki kam menukar laptop hanyar....”---

Aku tersentak, air mataku merebah. Aku kira nenek cuek dengan permasalahan laptop ini. Tapi kenyataannya, beliau memikirkan dan beliau menimbang mencari keputusan yang tepat. 2 juta tentu bukan angka yang kecil untuk nenek setua nenekku. Beliau pun masih banyak keperluan untuk obat-obatan dan makan sehari-hari. Tapi nampaknya, kasih sayang terhadap cucu itu tak bisa dibendung lagi. Beliau peduli akan apa yang aku butuhkan..Beliau benar-benar nenek juara satu di seluruh dunia!

Senin, 07 Maret 2011

Tugas di Bibir Jurang

Siapa yg sangka, kalau Luisa Vinadiya ini juga bisa malas ngerjakan tugas.
Berawal dari keinginan untuk aktif dan membangkitkan Hippocampus, aku terjebak dalam komitmenku sendiri.
Harus tetap aktif di dakwah. Aku ingin mencurahkan segala hal yang memang aku masih punya untuk agama ini, walaupun hanya jadi tukang ngeprint sertifikat.

Hippocampus yang lagi hot dengan para anggota mudanya, mengadakan sebuah pelatihan jurnalistik pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011 kemaren. Jurnalistik adalah esensi dari Hippocampus. Esensi inilah yang akhirnya membawa aku dan anggota muda lainnya untuk mendapatkan sebuah tugas. Aku dan teman-teman diminta melakukan wawancara dengan seorang kakak senior kami, dan menuliskannya ke dalam sebuah artikel jurnalistik. Pertamanya, aku semangat dengan tugas ini. Aku yang hanya berpegangan dengan kemampuan seadanya, sudah menargetkan Kak Eka Prasepti untuk diajak wawancara.

Namun, manusia hanya bisa berencana, Allah lah yang menentukan. Waktuku untuk mengerjakan tugas, terbentur dengan kesibukan PKM ditambah kesibukan menjadi seksi humas dalam acara KSIA. Ternyata, seksi humas tidak segampang yang aku kira. AKu juga ikut pusing, saat peserta kami juga belum mencapai angka 200 orang. Belum lagi urusan pamflet, tiket masuk, kartu panitia, sertifikat, pembayaran. Jiaaaaahhh, aku sampai lupa dengan tugas hippocampus.

Puncak dari acara KSIA telah tiba. Sebuah acara yang sangat gaje, menurutku. Hanya 1 ilmu yang saat ini masih membekas di pikiranku, yaitu perkataan Kak Abay: " Semua orang mendapat inspirasi yang sama dari sekitarnya, tapi tergantung masing-masing individu, seberapa besar ember yang dia bawa untuk menampung inspirasi itu".
Setelah lelah mendampingi puncak acara KSIA, aku disudutkan dalam sebuah Mubes KSIA. Aku mengikuti ini karena aku ingin tahu, bagaimana internal dan hal-hal fundamental lainnya dari KSIA. Rasanya tak adil, kalau aku mengikuti mubes hima sampai akhir, tapi tak ikut Mubes KSIA sampai akhir. Untungnya selama mubes, aku didampingi oleh kakak tingkat paling asyik sepanjang masa yaitu Kak Erna. Jadilah, acara
Mubes yang formal ini kami isi dengan ritual makan-makan (ups!). Sampai akhirnya, kak Erna bertanya:
" Kam mewawancarai siapa Vin, gasan hippocampus?"
" Belum ka..Kayaknya saya ga ngerjain tugas wawancaranya. Kadapapa jua lo ka, paling dihukum atau dikasih tugas lagi.", jawabku polos.
" Eh, maulah begitu! Tu nah, di belakang ada Kak Madel, lakasi wawancarai.", perintah Kak Erna.
Secepat kilat, aku mengikuti saran Kak Erna.
" Kak Madel, udah ada yang wawancarai kakak ga?", tanyaku.
" Sudah ada Dek. Ya Allah, kamu belum ngerjain tugas kah?!" tanya Kak Madel.
" Hehehe, iya kak belum.. Berapa orang yang udah wawancarai kakak?"tanyaku.
" Baru 1 orang, anak psikologi.", jawab Kak Madel.
" Oh bagus Kak. Berarti, ana boleh kan mewawancarai kakak?", tanyaku.
" Lakasi. Kam handak betakun apa gerank?", tanya Kak Madel.

Dan dimulailah wawancara itu. Aku terkesima, Kak Madel adalah sosok yang luar biasa. Cerdas, energik, berjiwa sosial dan berdedikasi tinggi. Aku mendapatkan banyak pelajaran dari sosok Kak Madel. Menurutku, beliau adalah teladan mahasiswa berprestasi untuk saat ini. Karyaku tentang Kak Madel yang berjudul "Buku adalah Investasi" mendapat anugrah sebagai hasil wawancara terbaik.

Lihatlah kawan. Aku semula adalah calon anggota muda hippocampus yang akan mendapatkan blacklist. Dari niat awal yang tidak sempat mengerjakan tugas, sampai akhirnya karyaku

Namun Allah SWT berkata lain. Aku telah membuktikan bahwa siapa yang menolong agama Allah, maka Allah SWT akan menolongnya..Bagaimana dengan anda??