Jumat, 02 Juli 2010

KISAH PENJAJAHAN ISLAM DITENGAH-TENGAH BUDAYA BARAT..bANGUN SAUDARAKU.!!

Hai teman..............

Dari buku terabaikan yang tertaruh di sudut sebuah toko buku...

Goresan pena emas Rizki Ridyasmara..

PENGANTAR PENULIS

KISAH NEGERI ZLATA FILIPOVIC

Gadis Malang Bosnia Herzegovina

Zlata Filivopic lahir di Sarajevo, 3 Desember 1980. Ia anak tunggal dari kedua orangtu asli Muslim Sarajevo. Ayah Zlata seorang pengacara. Ibunya ahli kimia. Sebelum terjadinya serangan Kristen Serbia terhadap Muslim Bosnia Herzegovina di bulan April 1992, saat bulan Ramadhan 1412 H, keluarga Zlata termasuk keluarga yang berkecukupan, walau belum bisa dibilang kaya raya.

Sebagai keluarga Muslim, keluarga Zlata, seperti juga keluarga Muslim Bosnia lainnya sebelum perang tidak menampakkan identitas keislamannya secara mencolok. Yang perempuan tidak memakai kerudung atau jilbab, yang laki-laki juga tidak berpakaian seperti seorang Muslim. Islam bagi mereka hanyalah identitas. Mereka adalah warga Eropa, setelah itu baru muslim.

Bosnia sebelum perang adalah negeri yang sangat damai. Kehidupan berjalan dengan tenang dan tenteram. Walau layoritas Muslim, banyal dari orang dewasa Bosnia yang tidak mengerjakan sholat. Gadis-gadisnya juga biasa pergi ke diskotik atau bar dan mengonsumsi minuman beralkohol. Tidak nampak perbedaan menyolok antara yang Islam dengan yang bukan Islam. Antara yang Muslim dengan yang bukan bersahabat dengan erat.

Ketika hari Natal, hampir seluruh warga Bosnia merayakannya, tak peduli Muslim atau bukan. Ketika lebaran pun demikian. Anak gadis Bosnia sebelum perang terbiasa dengan segala momen-momen Barat seperti Hari Valentine, April Mop, dan sejenisnya. Bosnia adalah warga Eropa.

Zlata menulis dalam buku hariannya hari Sabtu, 14 Deember 1991. “Hari , aku merayakan ulang tahun kesebelas besama teman-temanku. Sebelas hari terlambat. Tapi rasanya seperti ulang tahun betulan. Kami bermain tombola, kuis, dan menikmai kue berbentuk kupu-kupu. Aku berhasil memadamkan kesebelas lilin sekali tiup. Kami bersenang-senang...”

Di hari yang lain, dalam suasana natal, Zlata menulis, “Kamis, 19 Desember 1991, Di sarajevo-Dubrovnik’. Dalam paket yang kami kirimkan kepada Srdjan, kami tambahkan hadiah khusus untuk Hari Natal bagi seorang anak Dubrovnik, entah siapa namanya...” Zlata, seorang remaja Islam turut mengirim hadiah Natal. demikian yang kami lihat di Televisi- dimulai apa yang disebut kegiatan ‘Bantuan Sarajevo untuk anak-anak

Sehari setelah Natal, Zlata kembali menulis di buku hariannya, “kamis, 26 Desember 1991,...Kemarin, Hari Natal. Kami pergi ke rumah M&M (martina dan Matej). Suasananya sangat meriah. Pohon cemaranya indah. Belum lagi hadiah-hadiah Natal dan hidangan lainnya... Di sini, kami berada di ruangan yang hangat, lengkap dengan hiasan dan hadiah Natal di segala sudut, segala jenis hidangan dan minuman lezat... Sebentar lagi Tahun Baru. Suasana akhir tahun tidak seperti biasanya. Papa dan mama, begitu pula teman-teman adan saudara2 lainnya, tidak ingin merayakannya seperti yang seharusnya. Kami bahkan nyaris tidak membicarakannya...”

Keluarga Muslim Zlata juga mendirikan pohon cemara Natal di rumahnya. “Senin, 30 Desember 1991, Pohon Cemara telah selesai dihias. Aku pergi berbelanja bersama Mama. Kami membeli hadiah untuk keluarga dan teman-teman. Semua hadiah itu kami bungkus dengan indah, dan untuk setiap orang kami menulis sehelai kartu. Sesudahnya, semua hadiah itu keletakkan di bawah kaki cemara. Indah sekali....Kurasa untuk pesta tutup tahun kali ini terpaksa kami lewatkan bertiga saja, at home..”

“ Sabtu, 4 Januari 1992,...untuk Tahun Baru, aku mendapat hadiah topi dan sarung tangan berjambul. Lucu dan manis. Sudah ya! Salam!”

Zlata dan keluarganya adalah potret keluarga Muslim Bosnia kebanyakan. Di Indonesia, orang akan menyebut keluarga seperti itu sebagai keluarga sekuler atau “Islam KTP”. Namun bagi musuh-musuh Islam, identitas keislaman itu sudah menjadi cukup alasan untuk menghabisinya. Identitas keislaman mereka yang minimal itu sudah cukup untuk membakar dendam kesumat di dada para pemimpin Kristen Serbia. Sepanjang tahun mereka menanti-nantikan saat yang tepat untuk menyerang Muslim Bosnia dan menghabisi etnis Muslim Eropa tersebut. Walau orang-orang Musil “sekuler” itu juga ikut-ikutan merayakan berbagai hari raya umat Kristiani atas nama toleransi dan kerukunan antar umat beragama.

Ketika Presiden Yugoslavia meninggal dan negara federal Yugoslavia goyah akibat pertikaian antar daerah, Kristen Serbia di bawah pimpinan Slobodan Milosevic, seorang pemipin fasis yang melebihi kekejaman Adolf Hitler, melancarkan perang besar-besaran demi mewujudkan ambisi gilanya mendirikan Serbia Raya yang akan menghimpun eluruh negeri yang tadinya berada dio bawah Yugoslavia.

Dengan amat bernafsu, Milosevic memerintahkan tentaranya untuk menghabisi etnis Muslim Bosnia (Genocide) dengan cara apa pun, termasuk aksi pemerkosaan sistematis.

Muslim Bosnia yang tadinya tidak begitu memperdulikan nilai-nilai Islam terhenyak kaget bukan kepalang. Teman, saudara, dan anggota keluarga yang beragama lain yang tadinya sangat akrab, Natalan bersma, Valentinan bersama, dan sebagainya kini berbalik menyerang dan membunuhi mereka. Alasannya hanya satu : karena mereka Muslim. Seolah-olah menjadi Muslim adalah dosa yang tak terampuni.

Orang- orang Bosnia dengan cepat menjadi sadar, wlaupun terlambat, bahwa mereka adalah Muslim. Seathun dua ahun, pembersiha etnis Muslim Bosnia membuat mereka kembali kepada nilai-nilai dasar keislaman yang hakiki.

Di tengah puing-puing bagunan yang hancur, di tengah desingan peluru dan ledakkan mortir, di tengah kepiluan tangisan korban pemerkosaan, Muslim Bosnia kembali mendekap erat identitas nenek moyangnya selama ini. Yang perempuan kembali memakai jilab dan kerudung, para lelalki sambil menenteng senjata mulai kembali sholat, adzan mulai bergema di sela-sela gedung-gedung yang ambruk, kiotab suci Al Qur’an yang telah lama dibiarkan teronggok di lemari kembali dibuka dan dibaca, dengan lelehan air mata kesedihan. “ Ya Allah, mengapa kami baru tersadar setelah bencana ini datang...?”

Kepada penulis, Nermina Jasarevic, aktivis Relief International Bosnia yang berkeliling ke sejumlah negara Muslim guna menggalang solidaritas Bosnia menyatakan, “Berpuluh tahun kami hidup berdampingan dengan saudara-saudara kami yang berlainan agama, kami sangat toleran, tapi semua kebaikan kami debalas dengan amat sangat pahit. Mudah-mudahan ini menhadi pelajaran bagi kami untuk tidak pernah lagi meninggalkan Islam.”

Dengan kedua mata berkaca-kaca , Muslimah Bosnia itu berpesan, “Semoga apa yang bangsa kamo alami, tidak dialami juga oleh bangsa-banmgsa Muslim lainnya. Biarlah Bosnia menjadi hikmah bagi kita semua, insya Allah, bangsa Bosnia bisa bangkit kembali...”

Indonesia, negeri Muslim mayorias terbesar di dunia terletak puluhan ribu kilometer dari Bosnia, sekarang tengah meniti jalan yang nyaris serupa dengan Bosnia. Banyak keluarga Muslim namun jahil terhadap keislamannya. Banyak remaja Muslim, berkerudung pula, ikut-ikutan merayakan HariValentine atau Natalan bersama. Sama seperi Bosnia, dmi toleransi dan kerukunan antar umat beragama..

Padahal, tragedi Bosnia dalam skala kecil sempat terjadi di ambom beberapa tahun lalu. Ribuan Muslimah Ambon juga diperkosa dan dibunuh dengan biadab oleh separais salib RMS. Jihad sempat berkumandang di tanah Maluku. Kini gaungnya telah sirna. Begitu cepat umat Islam melupakan pelajaan yang sangat berharga dan sangat mahal itu.

Sekarang, banyak dari kita, keluarga dan remaja Muslim masih terlena dan asyik dengan kejahilan kita. Atas nama toleransi dan pluralisme, akidah diabaikan. Bila ini terus dibiarkan, tidak lama lagi tragedi yang menimpa Muslim Bosnia akan mendatangi kita. Cepat atau lambat. Semuanya berpulang kepada kita semua, akankah kita akan sadar dan mau berubah?

Jauh-jauh hari, dengan kebencian yang sangat musuh-musuh Islam telah mencanangkan gerakan unuk menjauhkan Islam dari umat Islam. Samuel Zweimer, Ketua Asosiasi Jaringan Yahudi ketika membuka Konferensi Yerussalam di ahun 1935, di depan rausan wakil Yahudi seluruh dunia berpidato :

“ Tugasmu adalah mengeluarkan kaum Muslimin dari Islam, jadikan mereka lalai dalam memperhankan Islam. Jadikan mereka memiliki moral yang rendah dan mengenyampibgkan watak yang luhur...Saudara telah mengeluarkan kaum Muslimin dari agama mereka, meski mereka tetap enggan memakai baju Yahudi atau Kristen. Kita telah berhasil menjadikan para pemuda Islam menjadi generasi yang enggan bekerja keras, malas, dan senang berfoya-foya, mengejar nafsu syahwa, mengejar hara untuk memuaskan nafsunya dan juga memburu jabatan untuk menggapai kekayaan materi...lanjutkan perjuanganmu demi agama kita!”

Negeri Bosnia telah memberi pelajaran kepada kita, umat Islam, bahwa musuh-musuh Allah SWT senantiasa mencari kesempatan untuk menghancurkan kita. Pertama kali yang mereka lakukan adalah merusak pemikiran umat Islam dengan serangan budaya dan pemikiran ( Ggouzwul fikri). Ditanamkan ke kepala generasi muda Islam bahwa merayakan hari Valentine , Natalan bersama, dan sebagainya merupakan hal yang lumrah, yang dilakukan oleh berjuta remaja seusia mereka di dunia. Kepada generasi muda Islam dikatakan bahwa seluruh umat Kristen merayakan Natal pada tanggal 25 Desember, padahal umat Kristen sendiri berselisih mengenai Natal dan tidak ada sau ayat pun di dalam Bibel yang menganjurkan Natal!

Ketika serangan pemikiran dan serangan budaya mereka telah menuai hasil yang memuaskan, maka mereka mencari momentum yang tepa unuk melancarkan serangan milier untuk menghabisi generai Islam, seperti apa yang elah terjadi di Bosnia Herzegovina.

Sudah saatnya remaja Islam Indonesia sadar akan maksud-maksud tersembunyi di balik budaya-budaya Bart yang masuk ke negeri ini. Semoga buku kecil ini bisa menjadi pemantik kesadaran yang pada akhirnya menjadikan generasi muda Islam sebagai generasi yang tegar dan kokoh menghadapi segala ujian di dunia yang memang bera dan melelahkan.

Amiiiinnnnnnnnn..

Salam Sayang

Wahai akhi wan ukhti!!!

Proud to be Muslim!!!

1 komentar:


  1. Islam sudah jelas juga adalah penjajah, penakluk dan perampas pemerintahan yang sah, yang sama seperti penjajah yang lain. Persia dan Romawi diperangi karena tidak menerima Islam, kemudian terus ke arah pemerintahan spanyol dan kerajaan2 eropa dan asia (India, bahkan Indonesia) yang tidak punya urusan dengan Islam namun ternyata diserang dengan dalih 'pembebasan'. Sudah jelas semua negara penjajah adalah sama yaitu merampas pemerintahan yang sah dari suatu bangsa. (lihat Kamus besar Indonesia, PENJAJAH adalah : negeri (bangsa) yang menjajah: dengan kekuatan senjata akhirnya kaum ~ itu berhasil menguasai daerah itu;) Kristen tidak akan berperang dengan Islam jikalau Islam tidak merengsek masuk menghancurkan romawi (yg umumnya kristen) dan terus menerus masuk invasi ke eropa (banyak korban yang terjadi di setiap invasi Islam dan kemudian terjadinya pembalasan oleh kerajaan yang dijajah pastinya). Jelas kalau dilihat dari sudut pandang agama maka Islam menjajah tanah-tanah yang dikuasai oleh agama2 lain terlebih dahulu karena islam datang belakangan. Jikalau anda membaca penguasaan Ottoman di daerah yang dikuasai oleh Kristen maka mereka memberlakukan kelas 2 kepada orang2 kristen dengan berbagai pembatasan seperti pajak, militer, dll (lihat wikipedia : kesultanan ottoman)

    BalasHapus